Rangkaian Pertemuan Menlu ASEAN 26 juli 2024
Rangkaian Pertemuan Menlu ASEAN 26 juli 2024
Para Menteri Luar Negara ASEAN tengah melaksanakan rangkaian pertemuan ASEAN Ministerial Meeting( AMM/ PMC) di Vientiane, Laos.
Dalam peluang itu, Menteri Luar Negara RI( Menlu RI) Retno Marsudi menekankan berartinya kesinambungan alam penindakan sesuatu permasalahan.
Ada pula beberapa topik yang dibahas dalam rangkaian pertemuan tersebut merupakan selaku berikut:
Menlu Retno berkata kalau para mitra ASEAN mengantarkan dukungannya terhadap AOIP.
Indonesia sendiri sudah menyelenggarakan ASEAN Indo- Pacific Forum( AIPF) di sela- sela penyelenggaraan KTT ASEAN tahun kemudian.
” AIPF ialah inisiatif baru, selaku platform buat menerjemahkan visi ASEAN menimpa Indo- Pasifik dalam kerja sama yang konkret. Selaku bagian dari kesinambungan ini, aku sampaikan kalau tahun ini, buat kedua kalinya AIPF hendak dicoba disela- sela KTT di Laos pada bulan Oktober nanti,” kata Menlu Retno dalam statment pers, Kamis( 25/ 7/ 2024).
Indonesia, sebut Menlu Retno, berharap supaya AIPF pula bisa diselenggarakan sepanjang keketuaan Malaysia tahun depan.
Kedua, menimpa kerja sama ekonomi biru.
Selaku tindak lanjut dari konvensi ASEAN Blue Economy Framework, Indonesia serta Laos menginisiasi dibentuknya ASEAN Coordinating Task Force on Blue Economy ataupun Satgas Ekonomi Biru ASEAN.
” Satgas ini ialah mekanisme lintas pilar ASEAN yang bertujuan membagikan panduan strategis dalam menggunakan kemampuan Blue Economy ASEAN selaku mesin perkembangan ekonomi baru yang berkepanjangan,” sambung Menlu Retno.
Tekankan Berartinya Kedudukan serta Solidaritas ASEAN
Ketiga, berartinya ASEAN berorientasi ke depan, adaptif serta sanggup menanggapi bermacam tantangan dunia semacam ekonomi yang berbasis AI, transisi hijau, pergantian hawa, ketahanan pangan serta pula kelangkaan air.
Keempat, Indonesia pula menekankan berartinya kedudukan serta solidaritas ASEAN.
” Aku mengantarkan kalau suasana global dikala ini wajib mendesak kita buat berupaya lebih dalam melindungi perdamaian serta stabilitas, serta tidak membiarkan terbentuknya konflik terbuka di Kawasan,” tambah ia.
Perihal ini pula diharapkan berlaku dalam permasalahan Palestina, di mana ASEAN didorong buat bisa menampilkan solidaritasnya serta mempunyai posisi yang jelas supaya kekejaman serta genosida bisa lekas diakhiri di Gaza.
Terakhir, Indonesia ikut mengantarkan komitmen sokongan capacity building buat Timor Leste supaya bisa mengimplementasikan Peta Jalur mengarah keanggotaan penuh ASEAN.
” Aku mengantarkan komitmen Indonesia menyelenggarakan bermacam dorongan pengembangan kapasitas cocok kebutuhan Timor Leste,” tutur Menlu Retno.
” Indonesia menganjurkan Sekretariat buat membentuk sesuatu unit spesial yang didedikasikan buat menolong Timor Leste jadi anggota penuh ASEAN.”
Isu yang Dibahas dalam Pertemuan Retreat
Sedangkan dalam pertemuan Retreat, Menlu Retno mengantarkan 5 isu utama:
Awal, menekankan berartinya melindungi supaya ASEAN tidak jadi proxy untuk kekuatan manapun.
” Bila ASEAN jadi proxy, hingga hendak susah untuk ASEAN buat jadi jangkar untuk stabilitas serta perdamaian kawasan,” ungkap Menlu Retno.
Kedua, berartinya isu AOIP.
Ketiga, menimpa isu Myanmar.
Menlu Retno menyadari kalau suasana di Myanmar masih belum menampilkan pergantian signifikan.
” Seluruh informasi menampilkan kalau konflik internal terus menjadi bertambah, yang menimbulkan jumlah IDPs terus menjadi bertambah. Serta disinilah dibutuhkan kenaikan dorongan kemanusiaan,” ungkap Menlu Retno.
Terlebih, kejahatan lintas batasan semacam perdagangan manusia serta online scamming pula dilaporkan bertambah.
Indonesia juga mendesak kalau ASEAN butuh bekerja lebih keras lagi supaya Myanmar bisa kembali damai serta normal.
Keempat, menimpa isu Laut Cina Selatan.
” Kita berulang- ulang menekankan berartinya penyelesaian Code of Conduct( CoC) serta implementasinya, tetapi perundingan kita tahu hingga dikala ini masih belum berakhir,” ungkap Menlu Retno.
” Saat ini merupakan waktu yang pas buat menerjemahkan komitmen jadi aksi nyata, antara lain lewat penyelesaian Practical Guidelines to Accelerate CoC, yang tahun kemudian kita sepakati.”
Kelima, terpaut permasalahan Palestina.
” Aku kembali menekankan berartinya ASEAN buat bersatu dalam menyuarakan dihentikannya genosida serta lekas dikerjakannya gencatan senjata yang permanen di Gaza,” tutur Menlu Retno.
ASEAN, kata Menlu Retno, wajib terus menegaskan berartinya menghormati hukum internasional secara tidak berubah- ubah, tercantum buat permasalahan Gaza serta Palestina.