Putusan Bandar Narkoba Wempi Wijaya Naik 20 Tahun
Putusan Bandar Narkoba Wempi Wijaya Naik 20 Tahun
Upaya banding yang sudah diajukan baik oleh Regu Jaksa Penuntut Universal( JPU) serta Tersangka yang ialah bandar narkoba, Wempi Wijaya sudah berproses di Majelis hukum Besar Makassar( PT Makassar).
Majelis Hakim PT Makassar yang terdiri dari Makkasau sebagai Hakim Pimpinan serta Thamrin Tarigan dan Setyanto sebagai Hakim Anggota, sudah memutuskan menerima permintaan banding dari Penuntut Universal serta Tersangka dan mengganti vonis Majelis hukum Negara Makassar No 4/ Pid. Sus/ 2024/ PN Mks bertepatan pada 27 Mei 2024 yang dimintakan banding tersebut, hanya menimpa kualifikasi perbuatan pidana serta lamanya pemidanaan yang dijatuhkan kepada Tersangka dan benda fakta.
Majelis Hakim melaporkan Tersangka Wempi Wijaya teruji secara legal serta meyakinkan bersalah melaksanakan tindak pidana membeli serta menjual narkotika kalangan I dalam wujud bukan tumbuhan yang beratnya melebihi 5 gr serta ikut dan melaksanakan perbuatan secara tanpa hak menyalurkan psikotropika sebagaimana dalam dakwaan awal Primair serta kedua primair Penuntut Umum
” Menjatuhkan pidana kepada Tersangka oleh sebab itu dengan pidana penjara sepanjang 20 tahun, serta denda sebesar Rp2. 000. 000. 000 dengan syarat apabila denda tersebut tidak dibayar hingga ditukar dengan pidana penjara sepanjang 1 tahun,” ucap Majelis Hakim yang diketuai oleh Makkasau dalam putusannya yang dibacakan pada Rabu 24 Juli 2024.
Majelis Hakim ikut menetapkan masa penangkapan serta masa penahanan yang sudah dijalani oleh Tersangka Wempi Wijaya dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan serta memerintahkannya senantiasa terletak dalam tahanan.
Ada pula menimpa benda fakta, Majelis Hakim PT Makassar menetapkan supaya benda fakta berbentuk 1 unit HP Merek Iphone 13 Pro Max dengan IMEI I 358275380817052 serta no simcard 0165525678, 1 HP Merek Samsung dengan IMEI I 352908910750080/ 01 IMEI 2 358482310750086/ 01 serta no simcard 0136007099, 63 plastik klip berisi narkotika tipe sabu dengan berat total± 5211, 2 gr dalam masalah Rulli Winarto serta Kiki Risky Ananda dirampas buat dimusnahkan.
Sedangkan 70 puluh bungkus plastik bening berisi narkotika tipe sabu dengan berat total± 14. 187 dalam masalah Imran bin Mansyur serta Andi Arianto, 1 set perlengkapan hirup sabu( bong) dibuat dari botol sisa minuman larutan penyegar cap kaki 3 beserta pireks cermin dengan berat dini 0, 0821 gr serta berat akhir 0, 0710 gr, 279 gr/ 705 butir psikotropika tipe ekstasi, 1 unit Mobil Honda Jazz warna abu- abu dengan Nomor. Pol DD 1562 LP serta 1 unit Hp merek Oppo warna silver dan Sim 082192383841 dikembalikan kepada Penuntut Universal buat dipergunakan dalam masalah Imran bin Mansyur.
” Membebankan kepada Tersangka buat membayar bayaran masalah sebesar Rp2500,” tutur Majelis Hakim yang diketuai Makkasau dalam putusannya.
Lebih dahulu, Majelis Hakim Majelis hukum Negara Makassar menjatuhkan putusan pidana kepada Tersangka Wempi lebih rendah dari tuntutan yang diberikan oleh Regu Jaksa Penuntut Universal( JPU) ialah tuntutan pidana seumur hidup.
Majelis Hakim yang terdiri dari Eddy sebagai Hakim Pimpinan dan Joko Saptono serta Johnicol Richard Frans Sine sebagai Hakim Anggota, menjatuhkan pidana penjara kepada Tersangka Wempi sepanjang 12 tahun penjara serta denda sebesar Rp2. 000. 000. 000 dengan syarat apabila denda tersebut tidak dibayar ditukar dengan pidana penjara sepanjang 4 bulan.
Tersangka Wempi dalam vonis Majelis Hakim diucap teruji secara legal serta meyakinkan bersalah melaksanakan tindak pidana” menjual, membeli, menerima, narkotika kalangan I dalam wujud bukan tumbuhan yang beratnya melebihi 5 gr serta ikut dan melaksanakan perbuatan secara tanpa hak menyalurkan psikotropika.
” Mengadili menetapkan masa penangkapan serta penahanan yang sudah dijalani tersangka dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan serta menetapkan tersangka senantiasa terletak dalam tahanan,” ucap Majelis Hakim yang diketuai oleh Eddy.
Regu Jaksa Penuntut Universal( Regu Jaksa Penuntut Universal( JPU) pada Kejaksaan Negara Makassar lebih dahulu pula cuma mengganjar tuntutan penjara seumur hidup kepada Tersangka Wempi Wijaya yang diketahui oleh warga Sulsel selaku bandar narkoba sangat lihai.) pada Kejaksaan Negara Makassar lebih dahulu pula cuma mengganjar tuntutan penjara seumur hidup kepada Tersangka Wempi Wijaya yang diketahui oleh warga Sulsel selaku bandar narkoba sangat lihai.
Tuntutan yang terkesan ringan tersebut dibacakan langsung oleh regu JPU Kejari Makassar pada persidangan yang diselenggarakan di Majelis hukum Negara Makassar( PN Makassar), Selasa 14 Mei 2024.
” Tuntutan seumur hidup,” ucap Kepala Seksi Intelijen Kejari Makassar, Andi Alamsyah via pesan pendek whatsapp, Rabu 16 Mei 2024.
Dalam amar tuntutan, perbuatan bandar narkoba kakap Wempi Wijaya itu dinyatakan sudah teruji secara legal serta meyakinkan bersalah melaksanakan tindak pidana tanpa hak serta melawan hukum, menawarkan buat dijual, menjual, membeli, menerima, jadi perantara dalam jual beli, mengubah ataupun menyerahkan narkotika kalangan 1 dalam wujud tumbuhan yang beratnya melebihi 5 gr serta ikut dan melaksanakan perbuatan secara tanpa hak menyalurkan psikotropika sebagaimana diatur serta diancam dalam Pasal 114 ayat( 2) jo Pasal 132 ayat( 1) Undang- Undang No 35 tahun 2009 tentang Narkotika serta Pasal 60 ayat 2 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika jo Pasal 55 ayat 1 ke- 1 KUHP.
Ada pula benda fakta yang didatangkan dalam sidang berbentuk 1 HP merk Iphone 13 Pro Max dengan IMEI I 358275380817052 serta no simcard 0165525678, 1 unit HP Merek Samsung dengan IMEI I 352908910750080/ 01 IMEI 2 358482310750086/ 01 serta no simcard 0136007099, 63 plastik klip berisi narkotika tipe sabu dengan berat total dekat 5211, 2 gr dalam masalah Rulli Winarto serta Kiki Risky Ananda dirampas buat dimusnahkan.
Berikutnya benda fakta berbentuk 70 bungkus plastik bening berisi narkotika tipe sabu dengan berat total dekat 14. 187 gr yang menempel pada masalah Imran bin Mansyur serta Andi Arianto, 1 set perlengkapan hirup sabu yang dibuat dari botol sisa minuman larutan penyegar cap kaki 3 beserta pireks cermin dengan berat dini 0, 0821 gr serta berat akhir 0, 0710 gr dipergunakan dalam masalah Imran bin Mansyur.
Dikenal, dalam dakwaan Jaksa Penuntut Universal( JPU), Riyen Muliana sebagaimana tercatat dalam SIPP PN Makassar, mengurai perbuatan Tersangka Wempi Wijaya di mana bermula pada pertengahan Januari 2023.
Dikala itu keberadaan Tersangka lagi terletak di Malaysia. Dia setelah itu dihubungi oleh petugas kepolisian yang melaksanakan“ undercover buy“ yang mengaku bernama Yudhi.
Yudhi menghubungi tersangka serta menanyakan kepadanya” apakah Tersangka dapat membagikan tangkapan ataupun tidak, sebab bersumber pada data Tersangka bisa merendahkan narkotika tipe sabu dari Malaysia ke Indonesa dalam jumlah besar“.
Berikutnya masih di pertengahan Januari 2023, Tersangka memesan narkotika tipe sabu kepada temannya yang ialah seseorang bandar yang terletak di Malaysia bernama Berry( masyarakat negeri Malaysia) lewat kontak whatsapp.
Berry setelah itu bertanya kepada Tersangka“ terdapat duit berapa“? kemudian Tersangka berkata terdapat duit Rp2 miliyar. Tersangka kemudian menyetor duit sebesar Rp2 miliyar tersebut kepada Berry selaku modal. Di mana dengan duit sebesar Rp2 miliyar tersebut, Tersangka hendak dikirimi oleh Berry narkotika tipe sabu sebanyak 7. 000 gr ataupun 7 kilogram.
Berry menarangkan kepada Tersangka kalau dalam penerapan pengiriman narkotika tipe sabu nantinya dari Malaysia ke Kota Parepare hendak dikirim sebanyak 14 kilogram ialah buat Tersangka 7 kilogram serta sisanya 7 kilogram lagi merupakan titipan kepunyaan“ orangnya Berry”.
Tersangka Wempi Wijaya berikutnya memberitahukan kepada saksi Yudhi bila dia dapat merendahkan narkotika tipe sabu sebanyak 14 kilogram ke Indonesia buat bisa ditangkap, di mana dari 14 kilogram narkotika tipe sabu tersebut yang kepunyaan tersangka merupakan sebanyak kurang lebih dekat 7 kilogram yang sudah dibeli dengan metode menyetor duit sebanyak Rp2 miliyar kepada bandar dari Malaysia yang bernama Berry.
Tersangka mengantarkan kepada saksi Yudhi kalau nanti dia hendak memberitahukan kapan narkotika tipe sabu tersebut hendak diturunkan di Indonesia lewat Pelabuhan Parepare asalkan pada dikala dicoba penangkapan nanti, narkotika tipe sabu yang kepunyaan Tersangka jangan turut ditangkap pula serta pada dikala itu saksi Yudhi menyanggupi permintaan Tersangka tersebut.
Dekat bertepatan pada 1 Februari 2023, Tersangka setelah itu menelepon kakak saksi Imran bin Mansyur yang bernama Wawan( DPO) buat menerima narkotika tipe sabu yang hendak dikirim dari Malaysia ke Pelabuhan Parepare.
Tetapi dikala itu, Wawan tidak dapat menyanggupi perintah Tersangka serta hendak mencari orang lain dahulu. Tidak lama setelah itu, Wawan memberitahukan kepada Tersangka kalau yang hendak menerima narkotika tipe sabu di Parepare merupakan adiknya yang bernama Imran bin Mansyur.
Keesokan harinya tepatnya Rabu 1 Februari 2023 dekat jam 18. 00 Waktu indonesia tengah(WITA) waktu Malaysia, Tersangka dihubungi oleh Berry yang memberitahukan kepada Tersangka kalau narkotika tipe sabu hendak dikirim esok pagi ke Parepare serta supaya orang Tersangka yang hendak menerima ataupun mengambil narkotika tersebut, buat lekas standby di dekat Pelabuhan Parepare.
Esoknya tepatnya Kamis 2 Februari 2023, Tersangka Wempi Wijaya yang dikala itu masih terletak di Malaysia serta telah memperoleh no hp saksi Imran bin Mansyur dari Wawan lekas menghubungi saksi Imran bin Mansyur dengan memakai hp dengan no Malaysia serta menyuruh saksi Imran bin Mansyur buat menerima narkotika tipe sabu di Pelabuhan Parepare.
Atas perintah dari Tersangka Wempi Wijaya tersebut, malam harinya dekat jam 20. 00 Waktu indonesia tengah(WITA), saksi Imran bin Mansyur yang lagi terletak di Makassar lekas berangkat dengan memakai mobil honda jazz sewaan ataupun rental mengarah ke Parepare serta datang di Pelabuhan Parepare keesokan harinya 3 Februari 2023.
Jumat 3 Februari 2023 dekat jam 03. 00 waktu indonesia tengah(WITA) Tersangka setelah itu dikabari oleh Berry kalau“ orangnya ia” yang hendak mengirim narkotika bernama Andi Arianto dengan memberitahukan no handphonenya serta fotonya dan gambar 2 buah tas yang berisi narkotika tipe sabu.
Setelah itu Tersangka menelepon saksi Imran bin Mansyur serta menanyakan telah hingga mana, kemudian dijawab oleh saksi Imran bin Mansyur kalau yang bersangkutan telah hingga di Pelabuhan Parepare.
Berikutnya dekat jam 09. 30 Waktu indonesia tengah(WITA), Tersangka mengirimkan no hp saksi Andi Arianto sebagai orang yang hendak mengantar narkotika tersebut berikut no handphonenya serta gambar saksi Andi Arianto beserta gambar 2 buah tas yang berisi narkotika tipe sabu kepada saksi Imran bin Mansyur supaya mempermudah mereka dalam berjumpa serta berbicara nantinya.
Dalam komunikasi yang terbangun tersebut, Tersangka mengirim nama, no hp dan gambar orang yang hendak mengantar narkotika tipe sabu yang bernama Andi Arianto dan no handphonenya.
Ada pula chat Tersangka via whatsaap selaku berikut: Password“ na tizam“ kemudian Tersangka mengirimkan foto berbentuk gambar 2 buah tas yang berisi narkotika tipe sabu dengan penjelasan yang mana menyebut” ini tasnya”,” ingat hati2″,” pantau dekat”,” jangan langsung2″.
Kemudian Tersangka mengirim foto yang berisi no hp kepunyaan saksi Andi Arianto yang lain sambil membagikan penjelasan yang menyebut” yang tadi salah no WA”,” Kl sdh mki baku tlp kbri k( kalo telah kabari aku)”.
Pada hari Jumat 3 Februari 2023, Tersangka mengenali jika saksi Imran bin Mansyur sudah ditangkap oleh petugas Bareskrim Polri bertempat di Pinggir Jalur Dasar Gapura RW 05 Jalur Daeng Parani, Desa Mallusetasi, Kecamatan Ujung Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan( Sulsel).
Dikala ditangkap, saksi Imran bin Mansyur oleh petugas Bareskrim Polri mengakui kalau yang menyuruh menerima, jadi perantara dalam jual beli, mengubah ataupun menyerahkan narkotika kalangan I dalam wujud bukan tumbuhan yang beratnya melebihi 5 gr merupakan Tersangka Wempi Wijaya.
Sehabis saksi Imran bin Mansyur ditangkap oleh petugas Bareskrim Polri, Tersangka pernah menanyakan kepada saksi Yudhi melalui telepon“ mengapa seluruh narkotika tipe sabu sebanyak 14. 187 gr tersebut ditangkap sepenuhnya serta tidak dipisahkan terlebih dulu benda miliknya. Saksi Yudhi kemudian mengantarkan kepada tersangka“ nanti saja dipilah- pilahnya sebab masih repot”.
Setelah itu Tersangka mengantarkan kepada saksi Yudhi buat mengubah narkotika tipe sabu miliknya yang rusak sebanyak 5. 211 gr yang ditaruh oleh“ orang gudang” Tersangka yang bernama Kiki Risky Ananda di wilayah Makassar serta pada dikala itu saksi Yudhi menyanggupi permintaan dari tersangka tersebut.
Bersumber pada Kabar Kegiatan Pengecekan Laboratoris Kriminalistik Nomor. LAB: 0683/ NNF/ 2023 bertepatan pada 17 Februari 2023 dari Tubuh Reserse Kriminal Polri Pusat Laboratorium Forensik terhadap benda fakta yang disita dari saksi Imran bin Mansyur sehabis dicoba pengecekan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan kalau benda fakta dengan no: 0320/ 20- 23/) F s/ d 0323/ 2023/ OF berbentuk Kristal warna putih merupakan benar narkotika memiliki metamfetamina terdaftar dalam kalangan I no urut 61 lampiran Undang- undang Republik Indonesia No 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Berikutnya pada 3 Februari 2023, Tersangka Wempi Wijaya yang dikala itu masih terletak di Malaysia menghubungi saksi Kiki Risky Ananda yang terletak di Makassar dengan memakai no Tersangka serta no saksi Kiki Risky Ananda dengan obrolan selaku berikut: