Pembangunan Vila di Nusa Penida Bali Lekas Dit1ndak
Pembangunan Vila di Nusa Penida Bali Lekas Dit1ndak
– Masyarakat negeri asing( WNA) di Bali kembali berulah. Perihal itu dikenal dari suatu unggahan viral di media sosial berbentuk video pembangunan vila di atas tebing di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Proyek yang dikenal membuang material bangunan ke laut tersebut diprediksi dipunyai WNA asal Australia. Video yang tersebar menampilkan debu putih mengepul dikala tebing posisi pembangunan vila dikeruk dengan perlengkapan berat. Material yang longsor nampak dijatuhkan ke laut.
Video ini tersebar luas di media sosial, semacam di akun Instagram@infonusapenidane serta akun Faceook I Ketut Gede Aryajaya pada Jumat, 16 Agustus 2024. Aryajaya ialah seseorang perbekel ataupun kepala desa di Lembongan. MIKIGAMING
Tidak hanya membahayakan kemudian lintas laut, kegiatan tersebut berpotensi melukai para turis yang melaksanakan diving serta snorkeling di bawahnya. Menjawab perihal itu, Menteri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif( Menparekraf) Sandiaga Salahudiin Uno mengaku geram serta menyerukan WNA yang melaksanakan aktivitas tersebut lekas ditindak.
” Pariwiisata itu wajib bermutu serta berkepanjangan. Seluruhnya wajib mengacu pada prinsip- prinsip pelestarian area. Yang kita jual ke turis bukan cuma sun, sea, and sand, tetapi pula serenity( kedamaian), spirituality( spiritual), serta sustainability( berkepanjangan),” kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang diselenggarakan hybrid di Jakarta, Senin( 19/ 8/ 2024). ICON139
” Kita harap seluruh pihak senantiasa mengacu pada prinsip- prinsip bawah tersebut, serta( kami) hendak tindak tegas para pelanggar ketentuan,” lanjutnya.
Sandiaga meningkatkan, ulah wisatawan asing yang melaksanakan pengerukan tebing itu sangat tidak terpuji, terlebih sehabis itu materialnya dibuang ke laut. Perihal itu dapat mengganggu ekosistem karang di tepi laut yang malah jadi energi tarik kawasan wisata Nusa Penida.
Peristiwa Seragam di Bali
” Jadi aku hendak koordinasikan supaya aparat turun tangan serta pelakunya lekas diberi sanksi ataupun ditindak cocok hukum yang berlaku,” ucap laki- laki yang biasa disapa Sandi ini.
Peristiwa seragam pula sempat terjalin sebagian bulan kemudian di Bali. Video di media sosial memperlihatkan pengerukkan tebing di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, diprediksi buat membangun hotel.
Proses pembangunan tersebut dihentikan sedangkan.” Pembangunan ini dihentikan sedangkan, sepanjang kita membenarkan tidak terdapat kehancuran alam,” cerah Menparekraf Sandiaga Uno dalam The Weekly Press Briefing with Sandi Uno yang diselenggarakan secara hybrid, Senin, 20 Mei 2024.
Pemberhentian sedangkan proses pembangunan ini dicoba buat membenarkan perizinan proyek tersebut cocok realisasi pembangunan yang lagi berlangsung.” Kami sangat tegas buat perihal semacam ini. Kita tidak boleh membangun sarana pariwisata yang berpotensi mengganggu alam. Aku koreksi pula ini lokasinya bukan di Uluwatu, tetapi di Pecatu, tepatnya Desa Pecatu, di Badung,” ucap Sandi.
Berita pembangunan hotel di Tebing Batu Kapur di Desa Pecatu Bali itu pula didengar politikus Bali Ni Luh Djelantik. Lewat akun Instagram pribadinya, dia memberikan unggahan seragam.
Penebangan Tumbuhan Berumur 100 Tahun Lebih
Di situ nampak Tebing Batu Kapur yang sebelumnya berdiri kuat lama- lama mulai terkikis. Nampak pula perlengkapan berat di tebing tersebut.
Lebih dahulu, tumbuhan berumur 100 tahun lebih diprediksi jadi korban pembangunan pendukung pariwisata. Tumbuhan tersebut ditebang, sedangkan sisa lahannya hendak dibentuk beach club. Menparekraf sangat menyesalkan bila tumbuhan tersebut ditebang buat kepentingan bisnis.
” Wah sangat disayangkan sekali jika memamg tumbuhan telah ratusan tahun ditebang, terlebih buat kepentingan komersial. Jadi kita senantiasa ingatkan buat memperhatiakn faktor CHSE dalam membangun ataupun mengelola tempat wisata,” ucap Sandi.
Dia membenarkan grupnya mengecek secara merata perizinan proyek beach club tersebut, paling utama dalam aspek keberlanjutan. Dalam video yang salah satunya diunggah akun Instagram@therahayuproject, nampak proses penebangan suatu tumbuhan besar yang diperkirakan sudah berumur 100 tahun.
” Berapa banyak lagi tumbuhan yang hendak ditebang demi keuntungan?” tulis penjelasan dalam unggahan tersebut.
Video itu memunculkan respon keras dari warga, yang mengancam aksi tersebut. Mereka menguak keprihatinan terhadap penghancuran alam demi keuntungan komersial.
Menganggu Kehidupan Laut serta Wisatawan
Banyak yang berharap supaya pembangunan sarana wisata di posisi yang belum dikenal tempat nyatanya itu ditinjau kembali oleh pemerintah setempat. Tidak hanya di Bali, para turis di Banyuwangi, Jawa Timur, tepatnya di kawasan Tepi laut Pulau Merah, pula tersendat kegiatan pertambangan di dekat tempat wisata tersebut.
Lebih dahulu, kegiatan peledakan di suatu posisi tambang emas dikabarkan memunculkan getaran sampai posisi wisata Tepi laut Pulau Merah, Rabu 15 Mei 2024. Peristiwa itu memunculkan kepanikan para turis yang lagi terletak di kawasan tersebut.
Peledakan itu dikabarkan mengusik kehidupan laut, dan nelayan di Tepi laut Pulau Merah. Sedangkan untuk warga serta para orang dagang yang terletak di posisi, mereka telah terbiasa serta tidak lagi kaget dengan suara ledakan tersebut.
” Pasti hal- hal semacam itu tidak boleh terjalin di kawasan wisata sebab dapat menganggu kenyamanan melancong. Ya itu tadi, aspek CHSE wajib senantiasa diperhitungkan dalam bermacam bidang. Tempat wisata wajib nyaman serta aman, dan mencermati faktor sustainability,” kata Sandi.