Indika Energy Kantongi Pemasukan USD 1, 19 Miliar
Indika Energy Kantongi Pemasukan USD 1, 19 Miliar
PT Indika Energy Tbk( INDY) mencatat pemasukan serta laba merosot pada semester I 2024.
Mengutip keterbukaan data yang di informasikan ke Bursa Dampak Indonesia( BEI), ditulis Selasa( 13/ 8/ 2024), PT Indika Enery Tbk membukukan pemasukan USD 1, 19 miliyar pada semester I 2024. Pemasukan Perseroan turun 28, 47 persen dari periode sama tahun lebih dahulu USD 1, 67 miliyar.
Beban pokok kontrak serta penjualan tercatat USD 997, 21 juta pada semester I 2024, susut 24, 64 persen dari periode semester I 2023 sebesar USD 1, 32 miliyar. Walaupun demikian, Perseroan mencatat laba kotor merosot 42, 98 persen jadi USD 199, 50 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun lebih dahulu USD 349, 93 juta.
Perseroan mencetak laba bersih entitas asosiasi serta ventura bersama turun jadi USD 9, 58 juta sampai akhir Juni 2024 dari periode sama tahun lebih dahulu USD 15, 25 juta. Perseroan memencet beban penjualan, universal serta administrasi jadi USD 92, 49 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun lebih dahulu USD 137, 40 juta.
Beban keuangan naik jadi USD 45, 28 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun lebih dahulu USD 40, 92 juta. Laba saat sebelum pajak turun 57, 21 persen menjadi
USD 68, 47 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun lebih dahulu USD 160, 03 juta.
Bersamaan kinerja tersebut, Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang bisa diatribusikan kepada owner entitas induk susut 76, 6 persen jadi USD 21, 01 juta pada semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar USD 89, 80 juta. Laba per saham bawah tercatat 0, 0040 pada semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar 0, 0172.
Total ekuitas tercatat USD 1, 36 miliyar pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 1, 37 miliyar. Total liabilitas naik jadi USD 1, 77 pada 30 Juni dari periode Desember 2023 sebesar USD 1, 73 miliyar. Peninggalan Perseroan naik jadi USD 3, 13 miliyar pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 3, 11 miliyar. Perseroan kantongi kas serta setara kas tercatat USD 650, 37 juta pada semester I 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 449, 20 juta.
PT Indika Energy Tbk( INDY) lewat anak usaha ialah PT Kalista Soter Hastia serta PT Kalista Nusa Armada sudah mendirikan industri bernama PT Kalista Biru Nusantara( KBN) pada 2 Agustus 2024.
Mengutip keterbukaan data ke Bursa Dampak Indonesia( BEI), ditulis Selasa( 13/ 8/ 2024), Sekretaris Industri Indika Energy Adi Pramono mengatakan, pendirian Kalista Biru Nusantara hendak melaksanakan aktivitas usaha kegiatan penyewaan serta sewa guna usaha tanpa hak opsi perlengkapan transportasi darat bukan kendaraan bermotor roda 4 ataupun lebih mencakup aktivitas penyewaan serta sewa guna usaha tanpa hak opsi( operational leasing) seluruh tipe perlengkapan transportasi darat bukan kendaraan bermotor roda 4 ataupun lebih ialah mobil, bus, truk serta sejenisnya tanpa operatornya semacam sepeda motor, caravan, camper, railroad vehichle serta sejenisnya.
Kepemilikan KBN antara lain PT Kalista Soter Hastia sebesar 99, 89 persen serta PT Kalista Nusa Armada sebesar 0, 02 persen.
Adi menuturkan, penyertaan saham KSH serta KNA dalam KBN ialah kelanjutan langkah Perseroan buat melaksanakan perluasan usaha di zona kendaraan listrik serta ekosistemnya.
Lebih dahulu, PT Indika Energy Tbk( INDY) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, Indika Energy membukukan pemasukan USD 567, 32 juta ataupun dekat Rp 9, 2 triliun( kurs Rp 16. 225, 25 per USD). Pemasukan itu turun 37, 44 persen dibanding pemasukan kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 906, 83 juta.
Bertepatan turunnya pemasukan, beban pokok kontrak serta penjualan pada kuartal I 2024 turun jadi USD 473, 77 juta dibandingkan USD 707, 74 juta pada kuartal I 2023. Walaupun begitu, laba kotor perseroan turun jadi USD 93, 56 juta dibandingkan USD 199, 09 juta pada kuartal I 2023.
Laporan Keuangan
Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan data Bursa, Senin( 3/ 6/ 2024), perseroan membukukan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 5, 14 juta.
Setelah itu amortisasi peninggalan tidak berwujud pada kuartal I 2024 tercatat sebesar USD 344. 234. Beban penjualan, universal, serta administrasi tercatat sebesar USD 48, 12 juta.
Pada periode yang sama, perseroan membukukan pemasukan investasi sebesar USD 4, 22 juta, beban keuangan USD 19, 78 juta, beban pajak final USD 1, 01 juta, serta pemasukan lain- lain USd 7, 33 juta.
Sehabis memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang bisa diatribusikan kepada owner entitas induk pada kuartal I 2024 sebesar USD 20, 11 juta ataupun dekat Rp 326, 36 miliyar.
Laba ini turun 65, 87 persen dibanding laba pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 58, 93 juta.
Peninggalan perseroan hingga dengan akhir Maret 2024 naik tipis jadi USD 3, 14 miliyar dibanding USD 1, 11 miliyar pada akhir tahun kemudian.
Liabilitas hingga dengan kuartal I 2024 naik jadi USD 1, 75 miliyar dibanding USD 1, 74 miliyar pada Desember 2023.
Sedangkan ekuitas sampai akhir Maret 2024 naik jadi USD 1, 39 miliyar dari USD 1, 38 miliyar pada Desember tahun kemudian.