Dagang Ikan RI Surplus Rp 40, 76 Triliun
Dagang Ikan RI Surplus Rp 40, 76 Triliun
Departemen Kelautan serta Perikanan( KKP) memberi tahu neraca perdagangan perikanan Indonesia memperoleh surplus sebesar USD2, 49 miliyar pada periode Januari hingga Juni 2024. Nilai surplus tersebut setara Rp40, 76 triliun ataupun naik 6, 2 persen dibanding periode yang sama tahun lebih dahulu.
Dalam catatannya, surplus diperoleh dari realisasi kinerja ekspor perikanan Indonesia menggapai USD 2, 71 miliyar. Realisasi nilai ekspor tersebut setara Rp44, 24 triliun ataupun naik 1, 0 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.
Sedangkan nilai impor perdagangan perikanan Indonesia menggapai USD 0, 22 miliyar. Nilai impor ini setara Rp3, 58 triliun ataupun dekat 8, 09 persen dari total eskpor perikanan Indonesia.
Total Produksi
Secara totalitas total penciptaan ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton. Di sisi lain, sumbangan Penerimaan Negeri Bukan Pajak( PNBP) dari zona kelautan serta perikanan menggapai 963, 64 miliyar sampai semester I 2024.
Berikutnya realisasi anggaran KKP sampai Juli 2024 menggapai Rp3, 24 triliun. Hendra berkata, realisasi anggaran KKP tersebut setara 49, 74 persen dari total anggaran sebanyak Rp6, 52 triliun.
” Dengan demikian, ini sebagian capaian makro dari Departemen Kelautan serta Perikanan,” pungkas Hendra.
Neraca Perdagangan RI Tembus USD 15, 45 Miliyar di Semester I- 2024
Tubuh Pusat Statistik( BPS) mencatat secara kumulatif periode Januari sampai Juni 2024 neraca perdagangan Indonesia menggapai USD15, 45 miliyar ataupun hadapi penyusutan sebesar USD 4, 46 miliyar dibanding periode yang sama tahun kemudian.
” Bila dilihat lebih rinci, secara kumulatif neraca perdagangan nonmigas hadapi surplus sebesar USD25, 55 miliyar ataupun lebih rendah dekat USD3, 16 miliyar dibanding periode yang sama tahun kemudian,” kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Senin( 15/ 7/ 2024).
Sedangkan itu, defisit neraca perdagangan migas menggapai USD 10, 11 miliyar ataupun lebih besar USD 1, 31 miliyar dibanding periode yang sama pada tahun kemudian.
Bila dilihat bagi negeri, defisit neraca perdagangan nonmigas kumulatif terbanyak sampai Juni tahun ini terjalin dengan Cina sebesar USD 5, 43 miliyar, setelah itu dengan Australia USD USD 2, 28 miliyar, Thailand USD 2, 16 miliyar.
Disisi lain, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia Juni 2024 hadapi surplus sebesar USD2, 39 miliyar. Capaian tersebut memperpanjang catatan surplus sepanjang 50 bulan beruntun semenjak Mei 2020.
” Pada Juni 2024 nercaa perdagangan benda tercatat surplus sebesar USD2, 39 miliyar, ataupun turun sebesar USD 0, 54 miliyar secara bulanan, dengan demikian neraca perdagangan Indonesia sudah mencatatkan surplus sepanjang 50 bulan berturut- turut semenjak Mei 2020,” ucapnya.
Surplus neraca perdagangan Juni 2024 ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD4, 43 miliyar, dimana komoditas yang menyumbangkan surplus merupakan bahan bakar mineral( HS27), lemak serta minyak hewan nabati( HS 15), besi serta baja( HS72), serta sebagian komoditas yang lain.